Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pulau Nias : Letak, Kondisi Alam, Penduduk dan Tradisi Lompat Batu

Pulau Nias (bahasa Nias: Tanö Niha) adalah sebutan untuk pulau dan kepulauan yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatra, Indonesia, dan secara administratif berada dalam wilayah Provinsi Sumatra Utara. Pulau ini merupakan pulau terbesar di antara gugusan pulau di pantai barat Sumatra, dihuni oleh mayoritas suku Nias (Ono Niha). 

Nias
Pulau Nias
Luas dan Letak Pulau Nias

Pulau Nias memiliki luas wilayah 5.625 km². 

Secara Astronomis Pulau Nias terletak pada garis 0º12’-1º32’LU dan 97º-98ºBT. 

Secara geografis, Pulau Nias berbatasan dengan:

  • Sebelah Utara : Pulau Banyak Provinsi   Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sebelah Selatan : Samudera Hundia
  • Sebelah Timur :  Pulau Mursala, Kabupaten Tapanuli Tengah;
  • Sebelah Barat :   Samudera Hindia.

Kondisi Alam

Kondisi alam daratan Pulau Nias sebagian besar berbukit-bukit dan terjal serta pegunungan dengan tinggi di atas laut bervariasi  antara 0-800 m, yang terdiri dari dataran rendah hingga bergelombang sebanyak 24% dari tanah bergelombang hingga berbukit-bukit 28,8% dan dari berbukit hingga pegunungan 51,2% dari seluruh luas daratan. Akibat kondisi alam yang demikian mengakibatkan adanya 102 sungai-sungai kecil, sedang, atau besar ditemui hampir diseluruh kecamatan.

Iklim

Pulau Nias beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi yaitu mencapai 2.927,6 mm pertahun sedangkan jumlah hari hujan setahun 200-250 hari atau 86 %. Kelembaban udara rata-rata setiap tahun antara 90 %, dengan suhu udara berkisar antara 17,0ºC – 32,60ºC.

Keadaan iklim Kabupaten Nias di pengaruhi oleh Samudra Hindia. Suhu udara dalam satu tahun rata-rata 26°C dan rata-rata maksimum 31°C. 

Penduduk

Penduduk asli Nias atau yang disebut Suku Nias merupakan salah satu suku di Indonesia yang memiliki keragaman budaya.

Masyarakat suku Nias hidup dalam budaya megalitik yang dibuktikan dengan banyaknya batu-batu besar di wilayah pedalaman Pulau Nias.

Suku Nias atau Ona Niha
Suku Nias
Secara mitologi, leluhur Nias banyak didasarkan pada cerita lisan Nias atau yang disebut dengan hoho. Hoho adalah cerita lisan yang berkembang di masyarakat Nias yang diwariskan secara turun-temurun sehingga menyerupai mitos. Salah satu versi hoho yang berkembang menyebutkan manusia pertama yang tinggal di Nias disebut sowanua atau ono mbela. Ono mbela ini merupakan keturunan penguasa kayangan bernama Ibu Sirici, yang jumlah anaknya ada enam orang.

Suatu hari Ibu Sirici memerintahkan anak-anaknya untuk turun ke bumi menggunakan liana lagara, atau sejenis tumbuhan merambat. Saat proses turun itu, enam anak Ibu Sirici terbelah jadi dua. Sebagian memilih tetap di atas pohon, sebagian lagi jatuh ke bumi karena liana lagara yang rapuh. 

Keturunan Ibu Sirici yang tetap di atas pohon ini yang disebut Ono mbela atau manusia pohon, yang dicirikan berkulit putih dan berparas cantik. Sedangkan mereka yang jatuh ke bumi memilih untuk tinggal di gua-gua. Mereka tidak disebut Ono mbela, namun disebut Nadaoya atau manusia gua. Jika Ono mbela bercirikan cantik dan putih, maka Nadaoya disebut memiliki kepala dan tubuh yang lebih besar, dengan warna kulit lebih gelap.

Hoho tentang asal-usul Orang Nias ini didukung dengan penemuan artefak di gua-gua di Nias yang menujukkan adanya kehidupan manusia di masa lalu. Benda-benda prasejarah itu antara lain alat-alat tulang, batu serpih, batu pukul, hingga pipihan. Selain itu juga ditemukan sisa vertebrata yang terdiri dari ikan, ular, kura-kura, dan cangkang moluska.

Agama

Sebagian besar orang Nias adalah pemeluk agama Kristen Protestan. sefangkan yang lainnya beragama Islam, Katolik , Buddha. dan Pelebegu. Pelebegu merupakan sistem kepercayaan masyarakat Nias, nama yang diberikan oleh pihak luar. Pelebegu merupakan sistem kepercayaan yang berasal dari leluhur mereka . Mereka menyebut Molehe Adu, yaitu pemujaan roh leluhur. Untuk itu mereka membuat patung-patung kayu (adu) yang ditempati oleh roh leluhur.

Tradisi Lompat Batu

Fahombo, Hombo Batu atau dalam bahasa Indonesia “Lompat Batu” adalah olahraga tradisional Suku Nias. Olahraga yang sebelumnya merupakan ritual pendewasaan suku Nias ini banyak dilakukan di Pulau Nias dan menjadi objek wisata tradisional unik dan cukup aneh namun menarik hingga ke seluruh dunia. Mereka harus melompati susunan bangunan batu setinggi 2 meter dengan ketebalan 40 cm.

Tradisi lompat batu di Pulau Nias
Fahombo
Tradisi Lompat Batu atau Hombo Batu ini merupakan sebuah tradisi di Desa Bawo Mataluo yang digunakan untuk menentukan kedewasaan seorang pemuda, sebelum proses Hombo batu ini akan ada beberapa upacara adat khas dari suku Nias yang dilakukan terlebih dahulu.

Baca juga :

Sumber : Berbagai sumber dan referensi yang relevan.


Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Pulau Nias : Letak, Kondisi Alam, Penduduk dan Tradisi Lompat Batu"